Nabi Muhammad SAW
KELOMPOK
5 :
1) Ali Hamam Afifuddin (05)
2) Arba’ Nur Aulia (07)
3) Fasha El Sauzsa (12)
4) Hably Darajatal ‘Ulya (13)
5) Haniah Wijdan (15)
6) Nabiel Irsyad (23)
7) Siti Rifqiani (32)
1. Silsilah Keluarga
Rasulullah Saw
mempunyai nama lengkap Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib bin
Hasyim bin Abdi Manaf bin Qushayi bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Luayy bin
Ghalib bin Fihr bin Malik bin Nadhar bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin
Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma’ad bin ‘Adnan dan selanjutnya bertemu garis
keterunan beliau dengan Nabi Ismail as.Adapun garis keturunan beliau dari sisi
Ibunya adalah Muhammad bin Aminah binti Wahab bin Abdi Manaf bin Zuhrah
bin Kilab. Dengan demikian, garis keturunan beliau dari sisi ayah dan ibu
bertemu pada kakek beliau, Kilab.
2.
Kelahiran
Nabi Muhammad SAW.
Rasulullah Saw dilahirkan pada
hari Senin, malam 12 Rabiul Awwal di Makkah bertepatan dengan awal Tahun Gajah.
Pada tahun ini datang pasukan gajah yang dipimpin oleh Abrahah dari negeri Habasyah
untuk merobohkan Ka’bah. Maksud jahat mereka ini berhasil digagalkan dengan
pertolongan Allah Swt yang mengirimkan burung-burung Ababil, yang menjatuhkan
batu-batu yang mengandung wabah penyakit dan menimpakannya atas pasukan
Abrahah. Perisitiwa ini terjadi pada pertengahan abad ke 6 Masehi.
Jarak antara kelahiran Nabi
Muhammad Saw dengan kelahiran Nabi Isa As adalah 571 tahun, antara Nabi Isa as
hingga wafatnya Nabi Musa As adalah 1716 tahun, antara Nabi Musa As dan Nabi
Ibrahim As adalah 545 tahun, antara Nabi Ibrahim As dan air bah yang terjadi
pada masa Nabi Nuh As adalah 1080 tahun, antara air bah Nabi Nuh As dan Nabi
Adam As adalah 2242 tahun. Sehingga jarak antara kelahiran Nabi Muhammad Saw
dan Nabi Adam As adalah 6155 tahun.
Nabi Muhammad Saw dibesarkan
di Makkah sebagai anak yatim, karena ayahnya Abdullah wafat di Madinah dua
bulan sebelum Beliau lahir. Pada waktu itu ayahnya sedang berdagang di Syam dan
singgah di Madinah dalam keadaan sakit, hingga wafat di rumah pamannya dari
bani Najjar.Ayahnya tidak meninggalkan apa-apa kecuali 5 ekor unta dan sahaya
perempuan.
3. Masa
Persusuan Nabi Muhammad SAW
Pada waktu itu bangsa Arab mempunyai
kebiasaan untuk menitipkan penyusuan anak-anak mereka kepada perempuan lain di
dusun dengan harapan agar anak tersebut di kemudian hari mempunyai tubuh yang
kuat dan omongan yang fasih.Berdasarkan kebiasaan inilah kakeknya Abdul
Muthalib menyerahkan cucunya Muhammad Saw kepada Halimah binti Dzuaib
As-Sa’diyah salah seorang perempuan dari Bani Sa’ad untuk menyusui Beliau.Pada
saat itu, Bani Sa’ad sedang dilanda paceklik, kemarau panjang melanda daerah
tempat tinggal mereka.
Tapi ketika Muhammad kecil tiba di
kediaman halimah dan menetap di sana untuk disusui, lambat laun tanah di
sekitar kediaman Halimah kembali subur.Ketika Rasulullah Saw tinggal di
kediaman Halimah sering terjadi hal-hal luar biasa pada diri Nabi Muhammad Saw
termasuk peristiwa “pembelahan dada”. Setelah disapih, Nabi Muhammad pun
dikembalikan kepada ibundanya Aminah. Saat itu, Rasulullah Saw baru berusia
lima tahun.
4. Wafatnya Ibu Nabi Muhammad Saw
Pada tahun keenam dari umur
beliau SAW, ibunya membawanya pergi ke Madinah untuk menemui paman-pamannya di
sana. Namun ketika baru sampai ke desa Abwa, yakni suatu desa yang terletak
antara kota Mekkah dan Madinah, Ibunya, Aminah meninggal dunia. Maka beliau Saw
diasuh oleh Ummu Aiman dibawah tanggungan kakek beliau Abdul Muthalib, dan ini
berlangsung selama dua tahun.
5. Wafatnya Kakek Nabi Muhammad Saw
Pada tahun kedelapan dari umur
beliau, Abdul Muthalib kakek beliau meninggal dunia, maka beliau selanjutnya
diasuh oleh paman beliau Abu Thalib. Abu Thalib ini adalah seorang yang
dermawan namun kehidupannya fakir yang tak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan
keluarganya.
6. Perjalanan Pertama Nabi Muhammad Saw ke Syam
Tatkala Nabi Muhammad Saw
mencapai usia 12 tahun, Beliau dibawa berniaga oleh pamannya, Abu Thalib ke
negeri Syam, dan ini merupakan perjalanan beliau yang pertama. Para kafilah
dagang ini berkumpul di dekat kota Basrah dan di sana bertemu dengan seorang
pendeta Yahudi bernama Buhaira dan ada pula yang mengatakan pendeta
Nasrani.Pendeta ini memahami adanya keistimewaan pada diri Nabi Muhammad Saw
dan berkata kepada Abu Thalib: “Sesungguhnya anak saudara ini akan mendapatkan
kedudukan yang tinggi, maka jagalah dia baik-baik.” Kemudian pulanglah Abu
Thalib bersama Nabi Muhammad Saw ke Mekkah.
7. Berperan Dalam Perang Fijar
Pada tahun kelima belas,
beliau pernah ikut dalam peperangan Fijar yang terjadi di suatu tempat antara
Nahlah dan Thaif. Peperangan ini sebenarnya akan dimenangkan oleh kelompok
dimana beliau SAW berada di dalamnya, namun akhirnya terjadi suatu perdamaian
diantara dua kelompok yang berperang itu.
8. Perjalanan Kedua Nabi Muhammad Saw ke Syam
Ketika Nabi Muhammad Saw
mencapai usia 25 tahun, Beliau pun pergi ke Syam untuk kedua kalinya dengan
membawa barang dagangan milik Khadijah binti Khuwailid, seorang wanita ternama
dan kaya yang dipercayakan kepada Beliau.Dalam perjalanan itu Nabi Muhammad Saw
disertai seorang sahaya Khadijah yang bernama Maisaroh. Dalam perjalanan itu
beliau bertemu dengan rahib bernama Nasthur, dan ia pun memahami adanya keistimewaan-keistemewaan
pada diri Nabi Muhammad Saw sebagaimana yang pernah dilihat oleh Buhaira.
9. Nabi Muhammad Saw Menikah Dengan Siti Khadijah
Setibanya di Mekkah dari
perjalanan dagang ini, Beliau menikah dengan Khadijah binti Khuwailid, yaitu
dua bulan sesudah kedatangannya. Setelah itu Nabi Muhammad Saw pindah ke rumah
Khadijah untuk memulai lembaran baru dari kehidupannya, umur Khadijah pada
waktu itu 40 tahun.Dari pernikahan itu lahir 3 orang putera yaitu Al Qasim,
Abdullah dan Thayyib, yang semuanya meninggal di waktu kecil, serta 4 orang
puteri yaitu Zainab, Ruqayyah, Ummu Kultsum dan Fatimah.
Keempat puteri itu hidup
sampai mereka besar. Yang tertua dari mereka menikah dengan Abil Aash ibnu
Rabi’ bin Abdus Syam. Ruqayyah menikah dengan Utbah bin abi Lahab, sedang
Ummu Kultsum menikah dengan Utaibah bin Abi Lahab.Ruqayyah dan Ummu Kultsum
kemudian menikah lagi dengan Usman bin Affan. Adapun yang termuda yaitu Fatimah
Az Zahra menikah dengan Ali bin Abi Thalib ra.
10. Partisipasi Nabi Muhammad Saw Dalam Perbaikan Ka’bah
Ka’bah adalah bangunan pertama
yang didirikan atas nama Allah Swt untuk beribadah dan menauhidkan-Nya.
Bangunan ini didirikan oleh Abul Anbiya, Nabi Ibrahim As setelah berhasil
menghancurkan berhala-berhala yang disembah kaumnya sekaligus kuil tempat
pemujaannya.Setelah masa Nabi Ibrahim As, ka’bah beberapa kali dilanda bencana
yang melemahkan dinding dan fondasinya. Banjir besar menggoyahkan bangunan
Ka’bah beberapa tahun sebelum nubuwwah.Nabi Muhammad Saw ikut aktif dalam
perbaikan Ka’bah. Beliau ikut memanggul batu di atas pundaknya dengan
beralaskan sehelai kain. Menurut pendapat yang sahih, peristiwa itu terjadi
ketika Nabi Muhammad Saw menginjak usia 35 tahun.Nabi Muhammad Saw juga
memainkan peranan penting dalam memecahkan masalah pelik yang menyebabkan semua
kabilah bertengkar sengit. Tak kunjung ada keputusan siapa yang paling berhak
untuk mendapatkan kehormatan mengembalikan Hajar Aswad di tempat semula.Nabi
Muhammad Saw berhasil memecahkan masalah itu dengan sangat brilian. Beliau memutuskan
untuk meletakkan Hajar Aswad di atas surbannya dan masing-masing
kabilah memilih memilih seorang wakil yang memegang ujung sorban dan
mengangkatnya bersama-sama, hingga tiba di tempatnya lalu Nabi Muhammad Saw
mengambil Hajar Aswad dan menaruhnya di tempatnya, maka bereslah persoalannya.
11. Pengangkatan Muhammad Saw Sebagai Nabi dan Rasul
Pada tahun keempat puluh,
Allah Swt memuliakan beliau SAW dengan ditetapkannya sebagai Nabi dan Rasul
dengan turunnya Malaikat Jibril kepadanya, dimana sebelumnya beliau menyendiri
beruzlah dan beribadah dengan memilih tempat di Gua Hira disebelah atas Jabal
Nur. Dan pertama kali yang beliau rasakan dan diperlihatkan kepada beliau
adalah adanya mimpi yang benar.
12. Turunnya Wahyu Pertama
Ketika Nabi Muhammad Saw
menyendiri di Gua Hira, turunlah wahyu pertama dibawa oleh Jibril yang
merupakan wahyu dari Allah SWT, ialah firman Allah yang berbunyi :
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ – خَلَقَ الْإِنسَانَ مِنْ عَلَقٍ – اقْرَأْ
وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ – الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ
Yang artinya :“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (Al-‘Alaq, 1-4)
Adalah Waraqah bin Nauval anak paman Khadijah
binti Khuwailid, seorang yang masyhur di Makkah karena keluasan ilmunya dalam
hal ihwal agama-agama samawi.Tatkala Jibril turun membawa wahyu kepada Nabi
Muhammad Saw, Khadijah pergi menemuinya dan memberitahukan kepadanya tentang
peristiwa tersebut. Waraqah berkata: “Demi Tuhan yang nyawa Waraqah berada
ditangan-Nya, jika engakau percaya hai Khadijah, telah datang malaikat agung
yang pernah datang kepada Musa dan sesungguhnya ia (Nabi Muhammad Saw) adalah
nabi dari umat ini.”
13. Dakwah Secara Rahasia
Dan diantara orang yang
pertama kali beriman dari kalangan laki-laki adalah Abu Bakar bin Kuhafah, dan
dari kalangan wanita adalah istri beliau, Khadijah dan dari kalangan anak-anak
adalah Ali bin Abi Thalib, dimana Ali belum pernah melakukan sujud sama sekali
terhadap suatu patung, sehingga dengan demikian kepada beliau diberi tambahan
(sesudah menyebut namanya) dengan sebutan Karramallahu Wajhah (Allah telah
memuliakan pribadinya).
14. Perintah Dakwah Secara Terang-terangan
Kemudian Allah SWT
memerintahkan kepada beliau untuk melakukan dakwah secara terang-terangan,
dengan firmanNya,
فَاصْدَعْ بِمَا تُؤْمَرُ وَأَعْرِضْ عَنِ الْمُشْرِكِينَ
Yang artinya :“Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik.” (Al-Hijr, 94)
Maka beliau respon dan sambut
perintah Allah SWT ini dengan baik, maka beliau melakukan dakwah kepada manusia
untuk mengesakan Allah dan meninggalkan perbuatan syirik dan kekufuran.
Sebagian mereka ada yang beriman dan sebagian ada yang kafir.
15. Nabi Muhammad Saw Disakiti Oleh Kaumnya
Nabi Muhammad Saw pernah
disakiti oleh kaumnya secara keji, antara lain beliau dilempari dengan batu
atau dengan kotoran di pintu rumahnya. Namun beliau senantiasa bersikap sabar
dan sabar, sehingga akhirnya yang hak mengalahkan yang batil, karena sebenarnya
yang batil itu akan kalah dan hancur.
16. Hijrah Pertama ke Negeri Habasyah
Pada tahun ini, Nabi Muhammad
Saw memerintahkan kepada para sahabatnya untuk berhijrah ke negeri
Habasyah (Ethiopia), setelah mengetahui bahwa Kaum Quraisy selalu melakukan
tindakan-tindakan yang menyakitkan kepada mereka, padahal tidak ada kaum
kerabat yang akan menolong dan menghalang-halangi tindakan kaum Quraisy
tersebut.Maka sebagian sahabat berhijrah untuk menyelamatkan agama mereka, dan
ini adalah hijrah pertama dari Mekkah, dimana jumlah mereka yang berhijrah
adalah 80 orang sahabat. Mereka kembali lagi ke Mekkah dari Habasyah setelah
berdiam di sana selama tiga bulan.
17. Hijrah Kedua ke Negeri Habasyah
Pada tahun ketujuh ini, Nabi
bersama-sama pamannya, Abu Thalib dan Bani Hasyim serta Bani Muthalib, baik
yang muslim maupun yang masih kafir, memasuki Syi’ib. Maka pada kesempatan ini
kalangan Quraisy memboikot dengan memutus jalur suplai makanan dan kegiatan
berniaga di pasar kepada mereka, kecuali apabila mereka menyerahkan Nabi
Muhammad Saw kepada kalangan Quraisy untuk dibunuh.Kaum Quraisy menulis isi
boikot di lembaran kulit yang digantungkan di Kabah. Maka Nabi Muhammad
Saw memerintahkan kepada para sahabatnya untuk melakukan hijrah ke
Habasyah, yakni hijrah untuk kedua kalinya.
18. Penghentian Boikot
Nabi Muhammad Saw dan kaumnya
terkurung di dalam Syi’ib selama 3 tahun tidak menerima makanan kecuali secara
sembunyi-sembunyi, sehingga mereka makan dedaunan. Kemudian orang-orang Quraisy
menghentikan pemboikotan, sedang lembaran kulit yang berisi pengumuman
biokot itu telah dimakan rayap.Maka keluarlah Nabi Muhammad Saw dari tempat
yang terkurung itu, perisitiwa itu terjadi pada 10 tahun kenabian.
19. Tahun Kesedihan (‘Amul Huzni)
Pada tahun kesepuluh, Khadijah
istri Nabi Muhammad Saw wafat dan dua bulan kemudian wafat pula paman Nabi
Muhammad Saw, Abu Thalib, pada usia delapan puluh tujuh tahun.Setelah wafat Abu
Thalib ini, tindakan menyakiti Nabi Muhammad Saw dari kalangan Quraisy
semakin bertambah keras, karena mereka beranggapan bahwa apa yang telah mereka
usahakan dan capai dari Rasulullah SAW tidak seperti apa yang telah mereka
peroleh ketika Abu Thalib masih hidup.
20. Hijrah ke Thaif
Pada tahun kesepuluh ini,
Rasulullah melakukan hijrah ke Thaif, dan beliau berdiam di sana selama satu
bulan, melakukan dakwah kepada penduduk Thaif. Namun dakwah beliau di sana
tidak mendapat respon dari mereka, bahkan justru menolaknya dengan suatu
penolakan dan tindakan yang buruk. Mereka melakukan pelemparan batu kepada
beliau, sehingga mengenai kepala beliau dan menyebabkan luka-luka di kepalanya.
Setelah dakwah di sana gagal, beliau kembali lagi ke Mekkah.
21. Isra dan Mi’raj
Pada tahun kesebelas ini,
terjadinya peristiwa Isra dan Mi’raj. Isra adalah perjalanan Rasulullah Saw di
waktu malam hari dari Masjidil Haram di Mekkah ke Masjdiil Aqsha di Baitul
Maqdis di Palestina, dan beliau pulang kembali pada malam itu juga ke Mekkah.
Al-Qur’an telah menjelaskan peristiwa ini dengan firman Allah Swt :
سُبْحَانَ
الَّذِي أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى
الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا ۚ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
Yang artinya :”Maha Suci Allah yang telah memperjalankan hambaNya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya, agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar dan Maha Melihat.” (Al-Isra, 1)
Sedangkan Mi’raj adalah
naiknya beliau pada malam itu juga ke alam tinggi dan di sana diwajibkannya
ibadah shalat yang lima waktu.
22. Tersebarnya Islam di Madinah
Dan Rasulullah SAW melakukan
kegiatan keluar ke kabilah-kabilah Arab untuk melakukan dakwah memperkenalkan
ajaran islam kepada mereka. Sebagian mereka ada yang beriman dan sebagian ada
yang tetap kafir.Diantara mereka yang beriman, ada enam orang dari penduduk
Madinah, yang antara lain karena telah tersebarnya Islam di sana.Pada tahun 12
kenabian, dua belas orang laki-laki dari Madinah menemui Rasulullah SAW.
Diantaranya sepuluh orang dari suku Aus dan dua orang dari suku Khazraj dan
kemudian mereka semua beriman. Dan dari yang dua belas orang ini, lima orang
diantaranya adalah dari kelompok mereka yang enam orang yang telah beriman
sebelumnya.
Mereka keseluruhan melakukan
baiat dihadapan Nabi untuk tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun,
tidak melakukan pencurian dan tidak akan melakukan perbuatan zina, kemudian
mereka kembali ke Madinah. Mereka di sana dengan pertolongan Allah mendakwahkan
Islam kepada penduduk Madinah.Pada tahun 13 kenabian, datang kepada Rasulullah
SAW tujuh puluh orang laki-laki dan dua perempuan dari penduduk Arab Madinah,
dan mereka masuk Islam semuanya serta melakukan baiat dihadapan Nabi sebagai
baiat yang kedua.Kemudian mereka pulang kembali ke Madinah, dan dengan
perantaraan mereka maka tersebarlah Islam diantara penduduk Madinah secara
luas.
23. Hijrah ke Madinah
Dan ketika tindakan menyakiti
Nabi dan para sahabat serta kaum muslimin bertambah keras dari kalangan
Quraisy, maka Nabi memerintahkan kaum muslimin untuk melakukan hijrah ke
Madinah dan selanjutnya beliau pun bersama-sama dengan Abu Bakar juga melakukan
hijrah dengan berjalan kaki cepat-cepat hingga beliau berdua sampai ke Gua
Tsur.
24. Nabi Muhammad Saw di Gua Tsur
Di dalam Gua Tsur ini, turun
wahyu dari Allah SWT berupa ayat,
إِذْ يَقُولُ
لِصَاحِبِهِ لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّـهَ مَعَنَا
Yang artinya,”… di waktu dia berkata kepada temannya, ‘Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita’.” (At-Taubah, 40)
Diriwayatkan bahwa ketika
Rasulullah SAW akan tidur di dalam Gua itu, Abu Bakar meletakan kepala beliau
di atas dua lututnya dan sewaktu beliau sedang tidur, Abu Bakar melihat suatu
lubang di dinding gua itu, maka ia meletakkan mata kakinya untuk menutupi
lubang tersebut, khawatir di dalam lubang itu ada sesuatu yang menyakiti
Nabi.Maka pada saat itu mata kaki Abu Bakar disengat oleh kalajengking yang ada
di dalam lubang itu, tetapi Abu Bakar meskipun merasa kesakitan oleh sengatan
itu, tidak menggerakkan kakinya, dan ketika rasa sakitnya memuncak, air mata
Abu Bakar berjatuhan mengenai pipi Rasulullah SAW.Maka beliau terbangun dan
menanyakan kepada Abu Bakar kenapa ia menangis? Ia menjawab bahwa ia disengat
kalajengking di kakinya, maka beliau mengusap dengan tangan beliau di tempat
yang sakit itu, dan seketika rasa sakit itu hilang dengan pertolongan Allah SWT.
25. Masjid Pertama Quba
Setelah tiga malam beliau dan
Abu Bakar berdiam di Gua Tsur, seorang petunjuk jalan datang menemui beliau
berdua dengan membawa dua ekor unta tunggangan. Maka kemudian mereka bertiga
pergi berjalan menuju kota Madinah.Mereka tiba di kota Quba pada hari Senin
tanggal dua belas Rabi’ul Awwal. Itulah tanggal hijrahnya Rasulullah SAW ke
Madinah, yang kelak dijadikan awal penanggalan Islam yang dimulai dari bulan
Muharram, yaitu awal Tahun Hijriyah yang disandarkan kepada hijrah beliau ke
Madinah.Di kota Quba ini, Rasulullah SAW mendirikan sebuah masjid yang oleh
Allah SWT diberikan sifat sebagai masjid yang dibangun atas dasar taqwa (kepada
Allah) dari semenjak pertama hari dibangunnya. Di dalamnya terdapat orang-orang
yang cinta untuk bersuci, dan Rasulullah SAW melakukan shalat di dalam masjid
ini bersama-sama empat puluh orang sahabatnya.
26. Keluar Menuju Kota Madinah
Setelah melakukan shalat
Jum’at pertama yang Rasulullah SAW lakukan di desa Bani Salim bin ‘Auf, beliau
kemudian menaiki untanya menuju kota Madinah. Di sana para kaum Anshar
menyambut beliau dengan suka cita penuh kegembiraan, setaya mengelilingi
beliau, sementara para wanita dan anak-anak keluar dari rumah mereka ingin
menemui beliau seraya mendendangkan nasyid :
Thala’al badru ‘alaina, min tsaniyatil wada’iWajabasy syukru’alaina, ma da’a lillahi da’i
Ayyuhal mab’utsu fina, ji ta bil amri mutha’i
Yang artinya,
“Di atas kita telah muncul bulan purnama. Muncul dari Tsaniyah al-Wada. Kita wajib bersyukur kepadaNya, Seorang Da’I menyeru kita ke jalanNya. Wahai orang yang diutus kepada kami, Kau datang membawa perintah yang harus ditaati.”
27. Tahun Pertama Hijriah
Di kota Madinah Nabi Muhammad
SAW, mendirikan masjidnya yang mulia. Beliau secara pribadi ikut serta
membangun masjid tersebut, sebagai bentuk dorongan kepada kaum muslimin untuk
cinta bekerja dan beramal.Di tahun ini telah pula disyari’atkan adzan, sebagai
suatu cara dan saran untuk memanggil kaum muslimin untuk berkumpul, di kala
telah masuk waktu shalat.
28. Disyariatkannya Berperang
Sebagaimana kita ketahui,
bahwa Nabi SAW tidak pernah memaksa seseorang untuk memeluk agama Islam, juga
beliau tidak memiliki sebuah pedang untuk menebas leher-leher orang. Tugas yang
diemban beliau adalah semata-mata untuk berdakwah mengajak orang untuk beriman,
sekaligus menyampaikan kabar gembira dengan datangnya Islam.Namun karena kaum
kafir Quraisy terus menerus menyakiti orang-orang islam, disebabkan hasad dan
dengki, maka kepada kaum muslimin diijinkan untuk berperang mempertahankan diri
atas tindakan mereka.
29. Tahun Kedua Hijriah
Di tahun ini terjadi perang Waddan,
yaitu suatu desa yang terletak diantara kota Mekkah dan kota Madinah, juga
perang Buwath, yaitu suatu pegunungan dari pegunungan Juhainah, dan
perang Al-‘Asyirah yaitu suatu tempat antara Yanbu’ dan Dzil Marwah, yang
kesemua itu semata-mata untuk menghambat perjalanan kaum Quraisy, bukan untuk
membinasakannya.
30. Perubahan Arah Kiblat dan Puasa Ramadhan
Pada tahun kedua hijrah ini,
arah kiblat dirubah, yang semula menghadap ke arah Baitul Maqdis di Palestina,
kini ke arah Ka’bah yang ada di Mekkah. Juga pada tahun ini, diwajibkannya
puasa Ramadhan, dimana Rasulullah SAW sebelumnya berpuasa sebanyak tiga hari
setiap bulannya.
31. Kewajiban Zakat Mal (Harta)
Pada tahun kedua hijriah ini,
juga ditetapkannya kewajiban untuk mengeluarkan zakat bagi orang-orang kaya
dari umat Islam, yang diberikan kepada orang-orang fakir dan miskin dan
golongan-golongan lainnya, sebagaimana dijelaskan oleh Allah SWT dalam
Al-Qur’an,
إِنَّمَا
الصَّدَقَاتُ لِلْفُقَرَاءِ وَالْمَسَاكِينِ وَالْعَامِلِينَ عَلَيْهَا
وَالْمُؤَلَّفَةِ قُلُوبُهُمْ وَفِي الرِّقَابِ وَالْغَارِمِينَ وَفِي سَبِيلِ
اللَّـهِ وَابْنِ السَّبِيلِ ۖ فَرِيضَةً مِّنَ
اللَّـهِ ۗ وَاللَّـهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ
Yang artinya,”Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para muallaf yang dibujuk hatinya untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah, dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan oleh Allah dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (At-Taubah, 60)
32. Perang Badar Kubra
Pada tahun kedua hijriah juga
terjadi Perang Badar Kubra, yaitu ketika Nabi Muhammad Saw keluar kota
Madinah dengan membawa pasukan sebanyak 313 personil. Ketika kaum kafir Quraisy
mengetahui hal tersebut, maka mereka mengumpulkan pasukannya yang berjumlah
1000 personil.Dan kedua pasukan ini, bertemu di Badar, maka terjadilah
pertempuran antara keduanya, dan Allah SWT dalam pertempuran ini menolong pasukan
Islam dengan mendatangkan para malaikat yang ikut bertempur bersama
mereka.Dalam jarak waktu yang tidak lebih dari satu jam, pasukan Quraisy dapat
dikalahkan, mereka lari dengan meinggalkan korban mati dari pihak mereka
sebanyak 70 orang dan tertawan sebanyak 70 orang juga. Firman Allah SWT,
وَلَقَدْ
نَصَرَكُمُ اللَّـهُ بِبَدْرٍ وَأَنتُمْ أَذِلَّةٌ ۖفَاتَّقُوا
اللَّـهَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Yang artinya :”Sungguh Allah telah menolong kamu dalam peperangan Badar, padahal kamu adalah (ketika itu) orang-orang yang lemah.” (Ali Imran, 123)
33. Tebusan Tawanan Dengan Mengajar
Tawanan-tawanan Quraisy pada
waktu itu terbagi menjadi 2 bagian. Satu bagian terdiri dari orang-orang kaya
dan satu bagian terdiri dari orang-orang miskin.Adapun orang-orang kaya, mereka
itu ditebus oleh keluarga mereka dengan harta sedangkan orang-orang miskin
tebusannya ialah tiap-tiap orang harus mengajar membaca dan menulis kepada
sepuluh orang anak di Madinah.
34. Sholat ‘Id Pertama
Pada tahun kedua
hijriah pula disyari’atkannya Shalat Hari Raya, yang hikmahnya tak
diragukan lagi banyaknya, bagi orang yang berakal. Seorang Imam memimpin dan
melaksanakan Shalat Hari Raya ini sebanyak dua raka’at bersama-sama kaum
muslimin.Kemudian menyampaikan khutbah sesudahnya, memberikan pengajaran dan
nasehat kepada mereka. Selanjutnya kaum muslimin bersalaman satu sama lain
penuh keakraban dan persaudaraan paripurna.
35. Ali Menikah Dengan Fatimah
Pada tahun kedua hijrah ini,
Ali menikah dengan Fatimah, semoga Allah SWT meridhoi keduanya. Saat itu Ali berusia
21 tahun, sementara Fatimah berusia 15 tahun. Juga di tahun itu Rasulullah SAW
menikahi Aisyah binti Abu Bakar Shiddiq, semoga Allah meridhoi keduanya dan
menjadikan surga tempat tinggalnya.
36. Perang Ghathafan
Perang Ghathafan terjadi pada
tahun 3 hijriah. Peperangan ini sebenarnya tidak begitu penting, akan tetapi
dalam perang ini terjadi suatu peristiwa besar. Pada waktu itu keluar 450 orang
dari Bani Tsa’labah dan Muharib di bawah pimpinan Du’tsur bin Harits Al
Muharibi yang ingin menyerbu Madinah. Maka keluarlah Nabi Muhammad Saw dengan
pasukannya dan larilah musuh ke gunung-gunung.Tatkala Nabi Muhammad Saw sedang
berisirahat dan menjemur bajunya yang basah sambil duduk di bawah pohon,
tiba-tiba muncul Du’tsur secara diam-diam hendak membunuh Beliau seraya
berkata:“Siapakah yang akan melindungimu, hai Muhammad?”Beliau menjawab: “Allah
Ta’ala.”Maka orang itu pun merasa takut dan pedangnya terjatuh dari tangannya,
lalu Nabi Muhammad Saw mengambilnya seraya berkata: “Siapakah yang dapat
melindungimu dariku?”Du’tsur menajawab: “Tidak ada.”Maka Nabi Muhammad Saw
memaafkannya dan ia pun masuk Islam serta mengajak kaumnya memeluk agama Islam.
37. Perang Uhud
Pada tahun 3
hijriah terjadi peperangan Uhud, 3000 personil pasukan Quraisy yang
terdiri dari pasukan berkuda dan perbekalan perang yang cukup banyak, berangkat
menuju kota Madinah untuk melaksanakan balas dendam atas terbunuhnya para
bangsawan mereka di peperangan Badar.Dan ini merupakan hari-hari yang cukup
menyedihkan bagi kaum muslimin karena pada perang ini telah mati syahid Hamzah,
paman Rasulullah SAW. Jumlah pasukan Islam yang terbunuh secara syahid sebanyak
70 lebih personil diantaranya 6 orang dari kaum Muhajirin dan selebihnya dari
kaum Anshar. Sementara dari pihak kaum Musyrikin yang tewas ada sebanyak 23
orang.
Pada tahun ini dilahirkannya
Hasan bin Ali r.a dan Usman bin Affan menikah dengan Ummi Kulsum putrid
Rasulullah SAW, setelah wafatnya Ruqoyah, saudara Ummi Kulsum. Oleh karena
itulah Usman bin Affan dijuluki Dzun Nurain (yang mempunyai dua
cahaya). Pada tahun ini juga Rasulullah SAW menikahi Hafsah binti Umar bin
Khattab r.a.Pada tahun ini Allah SWT mengharamkan khamar secara mutlak, karena
bahayanya yang demikian besar terhadap akal, harta benda dan fisik manusia.
Allah SWT berfirman,
يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالْأَنصَابُ وَالْأَزْلَامُ
رِجْسٌ مِّنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ فَاجْتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Yang artinya,”Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khammar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaithan. Maka jauhilah pebuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.” (Al-Maidah, 90)
38. Tahun Keempat Hijriah
Pada tahun ini Rasulullah SAW
memerintahkan kaum Yahudi untuk pergi meninggalkan kota Madinah. Sebelumnya
diantara mereka dengan Rasulullah SAW telah diadakan suatu perjanjian, dimana
diantara kedua belah pihak harus saling memelihara dan menjaga keamanan
masing-masing dan tidak saling mengkhianati terhadap perjanjian itu. Namun
pihak Yahudi berkhianat terhadap Rasul dan berusaha membunuh beliau, karena
terbujuk oleh rayuan syaithan.Oleh karena itulah mereka diperintahkan untuk
keluar atau diusir oleh Rasulullah SAW dari Madinah. Namun mereka enggan
mematuhi perintah beliau, dan mereka tetap tidak mau pergi. Maka kaum muslimin
mengepung mereka dan melakukan pemboikotan terhadap mereka serta memaksa mereka
untuk pergi meninggalkan Madinah, dan akhirnya mereka pergi.
Pada tahun ini disyariatkannya
shalat Khauf, shalat karena takut dan diturunkannya wahyu tentang tayammum.
Juga di tahun ini, Rasulullah SAW memerintahkan Zaid bin Tsabit untuk
mempelajari tulisan orang Yahudi agar Zaid bias menuliskan untuk Nabi surat
kepada orang Yahudi, dan membacakan kepada beliau surat-surat yang datang dari
mereka. Pada tahun ini pula, Husein bin Ali r.a dilahirkan.
39. Perang Khandaq atau Ahzab (Persekutuan Musuh)
Pada tahun 5
hijriah terjadi perang Khandaq, dimana orang Musyrik dan
orang-orang Yahudi bergabung untuk memerangi kaum Muslimin. Jumlah mereka
sebanyak 10.000 orang yang dipimpin oleh Abu Sufyan, dan mereka mengepung kota
Madinah serta mengadakan penekanan-penekanan ketat kepada kaum Muslimin, dan
mempersempit ruang gerak mereka.Rasulullah SAW beserta segenap kaum Muslimin,
tidak keluar sama sekali dari kota Madinah, tetapi atas saran Salman Al-Farisi
beliau memerintahkan kaum Muslimin untuk menggali parit, sebagai bentuk
strategi untuk menghindari serbuan mereka.
Selama dalam pengepungan
terhadap kaum Muslimin itu, Nabi berdoa kepada Allah SWT untuk kehancuran
musuh, beliau mengucapkan doa, yang artinya,
”Ya Allah Tuhan yang menurunkan Kitab, Tuhan yang cepat perhitunganNya,
hancurkanlah kaum sekutu (musyrik dan yahudi). Ya Allah hancurkanlah mereka
sehancur-hancurnya, dan porak-porandakan mereka.”
Doa Nabi Muhammad Saw didengar Allah SWT, kemudian Allah mengirim angin
putting beliung yang memporak-porandakan pasukan sekutu, dan mereka lari
pontang panting meninggalkan kota Madinah pada malam itu juga.
40. Perintah Memakai Hijab
Pada tahun 5 hijriah juga
diberlakukannya ketentuan memakai hijab terhadap para istri Nabi SAW dengan
diturunkannya ayat hijab. Allah SWT berfirman,
وَإِذَا
سَأَلْتُمُوهُنَّ مَتَاعًا فَاسْأَلُوهُنَّ مِن وَرَاءِ حِجَابٍ ۚ
ذَٰلِكُمْ أَطْهَرُ لِقُلُوبِكُمْ وَقُلُوبِهِنَّ
Yang artinya,”Dan apabila kamu meminta sesuatu kepada mereka (istri-istri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka.” (Al Ahzab, 53)
Dan Nabi SAW telah bersabda
yang artinya, “Seseorang laki-laki tidak dibenarkan duduk-duduk berdua dengan
seseorang perempuan di tempat yang sunyi kecuali bersama muhrimnya.”
41. Diwajibkannya Ibadah Haji
Pada tahun kelima hijriah ini,
ibadah haji diwajibkan bagi mereka yang mampu mengadakan perjalanan ke Mekkah.
Allah SWT berfirman,
وَلِلَّـهِ
عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلًا
Yang artinya,”…mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah SWT, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah.” (Ali Imran, 97)
Hikmah diwajibkannya ibadah
haji cukup banyak, diantaranya yang terpenting dan paling esensi adalah
berkumpulnya kaum Muslimin yang sedang melaksanakan ibadah haji ini. Dengan
perbedaan kulit, etnis dan bahasa, dan Negara, berkumpul di satu tempat dalam
rangka memperbaharui janji ikatan ukhuwah islamiyyah dan tekad kesetian untuk
menegakkan kalimah Allah di muka bumi.
42. Perjanjian Damai Hudaibiyah
Pada tahun 6
hijriah telah terjadi Shulhul Hudaibiyah (perjanjian damai hudaibiyah).
Rasulullah SAW bersama-sama kaum Muslimin sebanyak 1400 orang pergi
meninggalkan kota Madinah menuju Mekkah untuk melaksanakan ibadah Umroh. Mereka
tidak membawa senjata, hanya perlengkapan untuk bepergian sebagai
musafir.Ketika sampai di Hudaibiyah, rombongan Rasulullah SAW dicegat oleh
orang-orang kafir Quraisy dan mereka dihalang-halangi untuk melanjutkan
perjalanan ke Baitullah Haram. Setelah diadakan perundingan diantara kedua
belah pihak, dicapai kesepakatan damai meliputi lima hal, yaitu :
·
Disepakati adanya gencatan
senjata (penghentian perang) antara kedua belah pihak selama sepuluh tahun.
·
Saling memelihara keamanan
masing-masing antara kedua belah pihak.
·
Kaum Muslimin agar kembali
pulang ke Madinah, tidak meneruskan perjalanan untuk Umrahpadatahunini.
·
Rasulullah SAW harus
mengembalikan ke pihak kaum Musyrikin Quraisy bila ada dari mereka yang datang
ke Madinah, meskipun telah masuk Islam. Tidak ada kewajiban bagi kaum Musyrikin
Quraisy untuk mengembalikan kepada Rasulullah SAW orang yang dating ke pihak
mereka dari Madinah.
·
Barangsiapa yang ingin
masuk ke kelompok Muhammad, boleh masuk ke kelompoknya. Dan barangsiapa yang
ingin masuk ke kelompok Quraisy, juga dipersilahkan masuk ke kelompoknya.
43. Bai’atur Ridwan
Setelah Teks Perjanjian Damai
Hudaibiyah selesai ditulis, Nabi Muhammad Saw menunjuk Usman bin Affan
untuk mengirimkan Teks Perjanjian dimaksud ke pihak kaum Musyrikin dengan
ditemani oleh beberapa orang sahabat. Sesampainya Usman ke sana, mereka
menangkapnya. Berita penangkapan Usman ini sampai ke kalangan kaum Muslimin.
Bahkan telah tersebar desas desus bahwa Usman dan kawan-kawan telah dibunuh
oleh pihak kaum Musyirikin.Maka Nabi Muhammad Saw setelah mendenga rumor
bahwa Usman telah dibunuh, Beliau seketika memerintahkan seluruh kaum Muslimin
untuk berkumpul, untuk melakukan bai’at di bawah suatu pohon, bahwa mereka
siap mati untuk menyelamatkan Usman.Setelah berita bai’at ini didengar oleh
kalangan kaum Musyrikin, mereka merasa takut dan gentar. Akhirnya mereka
membebaskan Usman dan kawan-kawannya. Allah Swt berfirman:
Yang terjemahannya sebagai berikut :“Bahwasanya orang-orang yang berjanji setia kepada kamu, sesungguhnya mereka berjanji setia kepada Allah. Tangan Allah di atas tangan mereka.” (Al-Fath,10).
Dan Allah swt berfirman pula:
Yang terjemahannya sebagai berikut :
“Sesungguhnya Allah telah ridha terhadap orang-orang mu’min ketika mereka berjanji setia kepadamu di bawah pohon, maka Allah mengetahui apa yang ada dalam hati mereka, lalu menurunkan ketenangan atas mereka dan memberi balasan kepada mereka dengan kemenangan yang dekat (waktunya).” (Al-Fath, 18).
44. Pengiriman Surat Kepada Raja-raja
Nabi Muhammad Saw pada
tahun 6 hijriah ini berkirim surat kepada beberapa orang Raja, mengajak
mereka untuk memeluk Islam. Surat-surat itu diberi stempel dengan sebuah cincin
yang terbuat dari perak yang tertulis padanya kata-kata: Muhammad
Rasulullah.Sebagian mereka ada yang menyambut ajakan ini dan masuk Islam, dari
sebagian lagi ada yang tetap dalam kekafirannya. Dan diantara mereka yang
beriman, adalah Najasyi Raja Habasyah, Mundzir bin Sawa Raja Bahrain dan Jaifar
dan ‘Abd dan dua orang Raja ‘Amman.
45. Perang Khaibar
Pada tahun 7 hijriah terjadi
Perang Khaibar. Pihak yang menyerang pada kali ini adalah mereka yang pernah
menyerang sebelumnya ke kota Madinah pada perang Khandak. Maka Rasulullah Saw
dengan 1600 prajuritnya menyongsong mereka serta kemudian mengepungnya selama
enam hari. Dan pada malam ketujuh, Rasulullah Saw menyerahkan bendera perang
kepada Ali bin Abi Thalib (semoga Allah memuliakannya) untuk memimpin perang.Pada
saat itu, Ali mengeluh sedang menderita sakit mata, maka ketika Rasulullah Saw
mengetahui itu, kedua mata Ali diusap oleh tangan beliau sambal berdoa untuk
kesembuhan kedua matanya. Maka dengan atas izin Allah Swt, kedua mata Ali
seketika sembuh.Pada perang Khaibar ini, Allah Swt memberikan kemenangan kepada
pihak kaum Muslimin dibawah komando Ali, dengan membawa rampasan perang yang
cukup besar.
46. ‘Umatul-Qadha (‘Umrah Pengganti)
Pada tahun 7 hijriah juga
dilakukan Umatul-Qadha. Nabi Muhammad Saw memerintahkan kepada para
sahabatnya di bulan Dzulqa’dah untuk mengerjakan umrah sebagai pengganti umrah
yang belum sempat dilaksanakan karena mereka dihalang-halangi oleh kaum
Musyrikin pada hari dilakukannya Perjanjian Damai di Hudaibiyah.Mereka berangkat
menuju kota Mekkah untuk melaksanakan umrah dengan jumlah yang cukup besar.
Ketika mengetahui hal ini, kaum Musyrikin keluar dari kota Mekkah, menyingkir
ke puncak-puncak gunung, menghindar untuk melihat orang-orang mukmin melakukan
tawaf di Baitil Haram. Setelah selesai melaksanakan umrah, kaum muslimin
kembali ke Madinah, setelah mereka berdiam di Mekkah selama tiga hari.
47. Perang Mu’tah
Pada tahun 8
hijriah terjadi Perang Mu’tah yang terkenal itu. Ketika itu Nabi
Muhammad Saw mempersiapkan prajuritnya sebanyak 3000 orang dan menugaskan
Zaid bin Haritsah untuk menjadi pimpinannya. Sementara pihak Romawi telah
mengerahkan pasukannya sebanyak 150000 prajurit.Kedua pasukan bertemu di Mu’tah
dan terjadilah pertempuran diantara keduanya. Kalau tidak karena tipu daya
Khalid bin Walid serta strateginya yang jitu, kaum Muslimin di awal-awal
pertempuran hampir mengalami kekalahan, tetapi berkat strategi Khalid tersebut
akhirnya pasukan kaum Muslimin mendapatkan kemenangan.
48. Fathu Mekkah (Penaklukan Kota Mekkah)
Kaum Musyrikin Quraisy
ternyata merobek-robek Perjanjian Damai yang pernah disepakati di Hudaibiyah
dan mengkhianati butir-butir yang tercantum di dalamnya. Menghadapi kenyataan
ini maka Nabi Muhammad Saw mempersiapkan dan mengerahkan prajurit Muslimin
untuk diberangkatkan ke Mekkah.Nabi Muhammad Saw beserta sebagian prajurit
berangkat melalui jalan sebelah bawah, sementara Khalid bin Walid mengepalai
sebagian prajuritnya berangkat melalui jalan sebelah atas. Ketika Rasulullah
Saw sampai di kota Mekkah, Beliau mendapati bahwa di sekeliling Ka’bah terdapat
tiga ratus enam puluh patung yang tergantung padanya, maka dengan kayu di
tangan, Beliau hancurkan patung-patung itu seraya mengatakan:
Yang terjemahannya sebagai berikut:“Yang benar telah dating dan yang bathil telah lenyap.” (Al-Isra’, 81)
Firman-Nya lagi:
Yang terjemahannya sebagai berikut:
“Kebenaran telah datang dan yang bathil itu tidak akan memulai dan tidak (pula) akan memulai.” (Saba, 49).
Kemudian Nabi
Muhammad Saw menyampaikan pidato sambal berdiri di tengah-tengah Masjidil
Haram: Sesungguhnya Allah Swt telah memuliakan Mekkah pada hari diciptakannya
langit dan bumi, dan ia berkedudukan mulia dengan kemuliaan Allah Swt sampai
hari kiamat. Maka tidak halal bagi seseorang yang beriman kepada Allah Swt dan
hari akhir untuk melakukan pertumpahan darah atau menebang atau mencabut
sesuatu pohon di kota Mekkah.Bila ada seseorang yang menganggap ringan untuk
memerangi Rasulullah Saw di kota Mekkah, maka katakanlah oleh kamu: Bahwasanya
Allah Swt telah memberikan ijin kepada Rasul-Nya dan tidak memberikan ijin
kepadamu, dan bahwasanya telah dihalalkan dan dibolehkan bagiku pada saat
diwaktu siang dan kini kemuliaan kota Mekkah pada hari ini telah kembali,
sebagaimana kemuliaannya di hari kemarin. Maka hendaknya yang hadir diantara
kalian pada saat ini, untuk menyampaikan berita ini kepada yang tidak hadir.
49. Peristiwa Perang Hunain
Allah Swt berfirman:Yang terjemahannya sebagai berikut:
“Sesungguhnya Allah Swt telah menolong kami (hai para mukminin) di medan peperangan yang banyak dan (ingatlah) peperangan Hunain, yang diwaktu kamu menjadi congkak karena banyaknya jumlahmu, maka jumlah yang banyak itu tidak memberi manfaat kepadamu sedikitpun, dan bumi yang luas itu telah terasa sempit olehmu, kemudian kamu lari ke belakang dengan bercerai-berai.” (At-taubah, 25).
Nabi Muhammad Saw saat
itu keluar dari kota Madinah dengan 10000 orang prajurit. Kaum Mukminin melihat
jumlah yang demikian besar itu merasa congkak. Kemudian ketika pasukan Muslim
bertemu dengan pasukan musuh, yang saat itu mereka tersembunyi dari penglihatan
pasukan Muslim dengan batu-batu besar. Betapa terkejutnya pasukan Muslim ketika
melihat kenyataan ini, dan mereka dapat dikalahkan oleh pasukan musuh, dan lari
bercerai-berai. Tidak ada yang bertahan bersama Rasulullah Saw kecuali
sekolompok sahabat yang tetap bertahan bersama beliau, diantaranya Abu bakar,
Umar, Ali, abbas dan Abu sufyan bin Haris anak paman Rasulullah Saw.
50. Nabi Muhammad Saw Kembali ke Madinah
Nabi Muhammad Saw dan
para sahabatnya kembali ke Madinah setelah sebelumnya berdiam di Ji’ranah
selama tiga belas malam. Dari Ji’ranah ini beliau berihram untuk melaksanakan
umrah, kemudian memasuki kota Mekkah di waktu malam hari, maka beliau bertawaf
dan bersa’i memberi isyarat dengan tangan beliau ke arah Hajar Aswad.
Rasulullah Saw telah meninggalkan kota Madinah selama dua bulan enam belas
hari.
51. Ekspedisi Tabuk
Pada tahun 9
hijriah terjadi Perang Tabuk yang dinamakan Perang ‘Usrah yakni perang di
masa susah dan sulit, karena peperangan ini terjadi ketika kaum muslimin
sedang mengalami kesulitan hidup, karena paceklik dan udara pun sangat
panas.Ketika itu Nabi Muhammad Saw mengumpulkan sejumlah pasukan dari
Mekkah dan Madinah serta dari beberapa kabilah Arab, setelah mendengar berita
bahwa orang-orang kafir mengerahkan pasukannya di daerah Syam untuk melakukan
penyerangan terhadap kaum muslimin di negeri mereka, yakni Madinah.
Maka datanglah Abu Bakar
memberikan sumbangan dengan seluruh harta kekayaannya, Umar bin Khattab
dengan separuh kekayaannya, Usman bin Affan dengan sepuluh ribu dinar,
sementara para ibu-ibu muslimat menyumbangkan perhiasan-perhiasan mereka
sekedar kemampuan mereka.Kemudian Nabi Muhammad Saw beserta prajurit
tentaranya yang berjumlah 30000 personil berangkat menuju Tabuk. Namun sesampai
di sana Beliau beserta prajuritnya sama sekali tak melihat pasukan musuh
sebagaimana yang Beliau dengar itu. Maka akhirnya Rasulullah Saw memutuskan
untuk kembali ke Madinah, setelah berdiam di Tabuk selama dua puluh malam dan
dalam perjalanan pulang kembali itu, sempat membangun beberapa masjid.
52. Beberapa Peristiwa di Tahun 9 Hijriah
Pada tahun 9
hijriah telah datang kepada Nabi Muhammad Saw, utusan dari Tsaqif dan
mereka semuanya memeluk Islam dan melakukan dakwah terhadap kaumnya yakni penduduk
Thaif, maka mereka merespon ajakan tersebut dengan memeluk Islam.Di tahun ini
telah wafat Ummu Kultsum putri Rasulullah Saw, isteri Usman bin Affan Ra. Juga
telah wafat Abdullah bin Abi Salul, pemimpin orang-orang munafik, dimana dengan
meninggalnya ini kaum Muslimin merasa lega karena bebas dari
kejahatan-kejahatannya.
53. Abu Bakar Melaksanakan Haji
Pada bulan Dzulqa’dah tahun 9
hijriah, Nabi Muhammad Saw memerintahkan kepada Abu Bakar melaksanakan
ibadah haji dengan kaum Muslimin, sekaligus diperintahkan untuk mengumumkan
kepada mereka pada hari Nahar, bahwa setelah tahun ini, orang musyrik tidak
dibolehkan melaksanakan ibadah haji, dan orang telanjang tidak dibenarkan untuk
melakukan thawaf keliling Baitullahil-Haram. Untuk peristiwa ini, Allah Swt menurunkan
wahyu-Nya:
Yang terjemahannya sebagai berikut:“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya orang-orang yang musyrik itu najis, maka janganlah mereka mendekati Masjidil-Haram sesudah tahun ini.” (At-Taubah, 28).
54. Tahun Kesepuluh Hijrah
Pada tahun 10
hijriah Nabi Muhammad Saw mengutus Ali bin Abi Thalib ke Bani Madzij dari
penduduk Yaman. Maka beliau berangkat ke sana dan sesampainya di sana beliau
menemui mereka dan mengajak mereka untuk memeluk agama Islam. Mereka menolak
ajakan Ali ini dan melempari kaum Muslimin dengan bongkahan batu-batu, maka
oleh kaum Muslimin tindakan mereka itu dibalesnya dan akhirnya mereka kalah dan
minta damai, dan oleh Ali permintaan mereka ini dipenuhi.Dan Ali menemui mereka
dan mengajak mereka untuk memeluk Islam, maka mereka mengikuti ajakan Ali dan
masuk Islam semuanya.Dan pada tahun ini juga Rasulullah Saw mengutus Mu’adz bin
Jabal dan Abu Musa Al-Asy’ari untuk mengajarkan ajaran-ajaran syariat islam.
Mu’adz diutus ke penduduk Kurah al-‘Ulya dari arah ‘Adn, sementara Abu Musa
diutus ke Kurah as-Sufla.
55. Haji Wada’
Nabi Muhammad Saw beserta
seluruh sahabatnya pada tahun 10 hijriah berangkat menunaikan ibadah haji
tepatnya pada hari Sabtu tanggal 25 Dzulqo’dah menuju kota Mekkah. Sesudah
sampai di kota Mekkah, maka pada tanggal 8 Dzulqo’dah Beliau berangkat menuju
Mina dan bermalam di sana. Dan pada tanggal 9 Dzulhijjah Beliau menuju Arafah
dan di sana Beliau berkhutbah yang dikenal dengan nama Khutbatul Wada’, dimana
Beliau dalam khutbah itu menjelaskan tentang hal-hal terpenting dari
pokok-pokok dan cabang-cabang Agama Islam. Dan pada hari itu turun wahyu Allah
Swt yang berbunyi:
Yang terjemahannya sebagai berikut:“Pada hari ini telah Ku sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku cukupkan kepadamu ni’mat Ku, dan telah Ku ridhai Islam itu jadi agama bagimu.” (Al-Maidah, 3).
Setelah selesai menunaikan
ibadah haji, Nabi Muhammad Saw pulang ke Madinah dengan selamat. Dan
dengan berakhirnya tahun kesepuluh dari hijrahnya Rasulullah Saw dari Mekkah ke
Madinah, maka telah sempurna misi Beliau di Madinah selama sepuluh tahun kurang
dua bulan dan sebelas hari.
56. Sakitnya Nabi Muhammad Saw
Pada tahun 11
hijriah Nabi Muhammad Saw mulai sakit-sakitan. Dan ketika sakit
Beliau semakin parah, Beliau meminta ijin kepada seluruh isterinya, agar Beliau
bisa dirawat di kediaman Aisyah saja. Ketika Beliau merasa udzur untuk
melaksanakan shalat berjamaah dengan kaum Muslimin para sahabatnya, beliau
menyuruh Abu Bakar agar shalat mengimami mereka. Beliau sendiri kemudian pergi
keluar masjid, berjalan dipapah oleh Ali dan Fadhal, sementara Abbas mendahului
berjalan di depan.
Nabi Muhammad Saw dibebat
kepalanya sambil berjalan tertatih-tatih dengan kedua kakinya, hingga sampai di
undakan terbawah dari mimbar. Maka para sahabat mengerumuni Beliau berebutan.
Maka Beliau mengucapkan hamdalah seraya memuji dan memuja Allah Swt, kemudian
bersabda: Wahai manusia, sampai berita kepadaku bahwa engkau semua takut
kematian nabimu. Apakah ada Nabi sebelum aku ini yang kekal, sehingga aku juga
akan kekal (tidak mati)? Ketauhilah, bahwa Aku akan menemui Rabbku, dan kamu
akan menemuiku kelak. Maka aku wasiatkan kepadamu agar berbuat paik terhadap
para Muhajirin Pertama, dan juga Aku wasiatkan kepadamu agar sesama kamu semua
berbuat kebajikan. Kemudian berkata di akhir khutbahnya: Ketauhilah bahwa Aku
adalah pendahulu bagimu dan kamu akan menyusul menemuiku. Ketauhilah bahwa
sesungguhnya janjimu nanti ketemu di Haudh (Telaga). Ketauhilah, bahwa
barangsiapa yang senang untuk bisa datang ke telaga itu dan bertemu denganku,
maka hendaklah tangan dan lidahnya dijaga dari berbuat dan berkata yang tidak
pada tempatnya, kecuali yang pantas untuk dikerjakan.
57. Wafatnya Nabi Muhammad Saw
Ketika Nabi Muhammad Saw
wafat, sahabat Abu Bakar sedang tidak ada di Madinah. Sewaktu diberi tahu bahwa
Nabi Muhammad Saw wafat, maka beliau segera datang ke rumah Aisyah dan
masuk ke dalam seraya membuka kain penutup wajah jenazah Rasulullah Saw dan
kemudian menciumnya dan terus menangis.Selanjutnya beliau keluar dan
mengucapkan pidato, maka beliau memuji Allah dan menyanjungnya. Selanjutnya
berkata: “Ketauhilah, barangsiapa yang menyembah Muhammad, maka sesungguhnya
Muhammad kini telah mati, dan barangsiapa menyembah Allah, maka sesungguhnya
Allah tetap senantiasa hidup tidak akan pernah mati. Kemudian beliau membaca
firman Allah Swt:
Yang terjemahannya sebagai berikut:“Sesungguhnya kamu akan mati dan sesungguhnya mereka akan mati (pula).” (Az-Zumar, 30).
Dan firman Allah Swt:
Yang terjemahannya sebagai berikut:
“Muhammad, itu tidak lain hanyalah seorang Rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang Rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu akan berbalik ke belakang (murtad)? Barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun, dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.” (Ali Imran, 144)
58. Jenazah Nabi Muhammad Saw Dimakamkan
Jenazah Nabi Muhammad Saw
baru dimakamkan setelah selesai ditetapkan dan dibai’atnya Abu Bakar menjadi
Khalifah pengganti Beliau, menjadi pemimpin kaum Muslimin. Jasad Rasulullah Saw
dimandikan kemudian dikafani dengan tiga helai kain, tidak ada padanya baju,
dan tidak adanya pula surban.
Kemudian jamaah kaum Muslimin
menshalati jenazah Beliau satu persatu tanpa imam, secara bergantian. Pertama
kaum lelaki, kemudian wanita dan selanjutnya anak-anak. Jenazah Beliau
dimakamkan di rumah Aisyah, tempat dimana Beliau wafat.Dimakamkan pada malam
rabu tengah malam, dan di atas makamnya dipercikkan air oleh Bilal, sementara
letaknya agak ditinggikan sekedar satu jengkal dari permukaan bumi.
59. Usia Nabi Muhammad Saw
Usia Nabi Muhammad Saw
adalah 63 tahun. Empat puluh tahun dijalani sebelum ditetapkannya sebagai Nabi
di Mekkah, tiga belas tahun sesudah beliau menjadi Nabi di Mekkah juga, dan sepuluh
tahun beliau jalani di Madinah sesudah hijrah.Hari lahir Nabi
Muhammad Saw, hijrahnya dan wafatnya adalah sama yaitu pada hari senin
tanggal 12 Rabiul Awwal.
60.
Keteladanan dan Keteguhan Nabi
Muhammad
Ø Rasulullah sebagai teladan
Menyintai Nabi Muhammad Saw. tidak cukup hanya
diungkapkan dengan kata-kata, tetapi juga harus dinyatakan dalam bentuk
perbuatan nyata, misalnya:
- Mengikuti dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam yang sampai kepada kita melalui Alquran dan Hadits yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw.
- Memercayai semua berita yang disampaikan oleh Nabi Muhammad Saw.
- Berjuang menegakkan, mengembangkan, dan membela ajaran-ajaran yang dibawa Nabi Muhammad Saw. serta menjaga kemurnian ajaran-ajaran beliau dari berbagai bentuk bid’ah dan khurafat.
- Memuliakan Nabi Muhammad Saw. dengan memperbanyak membaca shalawat dan salam kepada beliau.
- Memuliakan keluarga dan sahabat-sahabat Nabi Muhammad sebagaimana memuliakan beliau.
ü Ketika berjalan
Rasulullah berjalan secara pelan-pelan dan
wibawa, beliau tidak menyeret langkah kakinya, pandangannya selalu mengarah ke
bawah, dan beliau senantiasa mengawali salam kepada siapa saja yang dilihatnya
dan tidak ada seorangpun yang mendahuluinya dalam mengucapkan salam.
ü Ketika menjabat tangan seseorang
Rasulullah tidak pernah melepaskannya terlebih
dahulu, beliau bergaul dengan masyarakat sedemikian rupa sehingga setiap orang
berpikir bahwa dirinya adalah satu-satunya orang yang paling mulia di mata
Rasulullah, bila memandang seseorang, beliau tidak pernah memandang sinis
kepada seseorang, beliau tidak pernah memelototi wajah seseorang, beliau
senantiasa menggunakan tangan saat mengiyaratkan sesuatu dan tidak pernah
mengisyaratkan dengan mata atau alis.
ü Ketika Berbicara
Beliau lebih banyak diam dan baru akan berbicara
bila perlu. Saat bercakap-cakap dengan seseorang, beliau mendengarkan dengan
baik, senantiasa menghadap kepada orang yang berbicara dengannya, tidak pernah
berdiri terlebih dahulu selama orang yang duduk bersamanya tidak ingin berdiri,
tidak akan duduk dan berdiri dalam sebuah pertemuan melainkan selalu mengingat
Allah. Ketika masuk ke dalam sebuah pertemuan, beliau senantiasa duduk di
tempat yang akhir dan dekat pintu, bukan di bagian depan, tidak
menentukan satu tempat khusus untuk dirinya dan bahkan melarangnya, tidak
pernah bersandar saat di hadapan masyarakat, kebanyakan duduknya menghadap
kiblat, dan bila di hadapannya terjadi sesuatu yang tidak disukainya, beliau
senantiasa mengabaikannya. Bila seseorang melakukan kesalahan, beliau tidak
pernah menyampaikannya kepada orang lain, tidak pernah mencela seseorang yang
mengalami kesalahan bicara, tidak pernah berdebat dan berselisih dengan
siapapun, tidak pernah memotong pembicaraan orang lain kecuali bila orang
tersebut bicara sia-sia dan batil. Senantiasa mengulang-ulangan jawabanya atas
sebuah pertanyaan agar jawabannya tidak membingungkan pendengarnya, bila
mendengar ucapan yang tidak baik dari seseorang, beliau tidak mengatakan
mengapa si fulan berkata demikian, tapi beliau mengatakan, bagaimana mungkin
sebagian orang mengatakan demikian?"
ü Adab Pergaulan
Banyak bergaul dengan fakir miskin dan makan
bersama mereka, menerima undangan para abdi dan budak, senantiasa menerima
hadiah, meski hanya seteguk susu, melakukan silaturahmi lebih dari yang lain,
senantiasa berbuat baik kepada keluarganya tapi tidak melebihkan mereka dari
yang lain.
Senantiasa memuji dan mendukung pekerjaan yang
baik dan menilai buruk dan melarang perbuatan yang jelek, senantiasa
menyampaikan hal-hal yang menyebabkan kebaikan agama dan dunia masyarakat
kepada mereka dan berkali-kali mengatakan, "Orang-orang yang hadir
hendaknya menyampaikan segala yang didengarnya kepada orang-orang yang tidak
hadir." Senantiasa menerima uzur orang-orang yang punya uzur, tidak pernah
merendahkan seseorang, tidak pernah memaki atau memanggil seseorang dengan
gelar yang jelek, tidak pernah mengutuk orang-orang sekitar dan familinya,
tidak pernah mencari-cari aib orang lain, senantiasa menghindari kejahatan
masyarakat, namun tidak pernah menghidar dari mereka dan beliau selalu bersikap
baik kepada semua orang, tidak pernah mencaci masyarakat dan tidak banyak
memuji mereka, senantiasa bersabar menghadapi kekurangajaran orang lain dan
membalas kejelekan mereka dengan kebaikan, selalu menjenguk orang yang sakit,
meski tempat tinggalnya dipinggiran Madinah yang sangat jauh,
ü Bergaul dengan Sahabat
Senantiasa menanyakan kabar dan keadaan para
sahabatnya, senantiasa memanggil nama sahabat-sahabatnya dengan panggilan yang
terbaik, sering bermusyawarah dengan para sahabatnya dan menekankan untuk
melakukannya. Senantiasa duduk melingkar bersama para sahabatnya, sehingga bila
ada orang yang baru datang, ia tidak bisa membedakan di antara mereka yang
manakah Rasulullah. Akrab dan dekat dengan para sahabatnya.
ü Selalu mementingkan orang lain
Beliau adalah orang yang paling setia dalam
menepati janji. Senantiasa memberikan sesuatu kepada fakir miskin dengan
tangannya sendiri dan tidak pernah mewakilkannya kepada orang lain. Bila sedang
dalam shalat ada orang datang, beliau memendekkan shalatnya. Bila sedang shalat
ada anak kecil menangis, beliau memendekkan shalatnya. Orang yang paling mulia
di sisi beliau adalah orang yang paling banyak berbuat baik kepada orang lain.
Tidak ada seorangpun yang putus asa dari Rasulullah Saw. Beliau selalu
mengatakan, "Sampaikan kebutuhan orang yang tidak bisa menyampaikan
kebutuhannya kepada saya!" Bila ada seseorang membutuhkan sesuatu kepada
beliau, Rasulullah Saw pasti memenuhinya bila mampu, namun bila tidak mampu
beliau menjawabnya dengan ucapan atau janji yang baik.Tidak pernah menolak
permintaan seseorang, kecuali permintaan untuk maksiat. Beliau sangat
menghormati orang tua dan menyayangi anak-anak.Rasulullah Saw sangat menjaga
perasaan orang-orang asing. Beliau selalu menarik perhatian orang-orang jahat
dan membuat mereka cenderung kepadanya dengan cara berbuat baik kepada mereka.
ü Selalu ingat kepada Allah
Beliau senantiasa tersenyum sementara pada saat
yang sama beliau sangat takut kepada Allah. Saat gembira, Rasulullah Saw
memejamkan kedua matanya dan tidak banyak menunjukkan kegembiraannya.
Tertawanya kebanyakan berupa senyuman dan tidak pernah tertawa terbahak-bahak.
Beliau banyak bercanda namun tidak pernah mengeluarkan ucapan sia-sia atau
batil karena bercanda. Rasulullah Saw mengubah nama yang jelek dengan nama yang
baik. Kesabarannya mendahului kemarahannya. Tidak sedih dan marah karena
kehilangan dunia.
Saat marah karena Allah, tidak seoranpun yang
akan mengenalnya. Rasulullah Saw tidak pernah membalas dendam karena dirinya
sendiri melainkan bila kebenaran terinjak-injak. Tidak ada sifat yang paling
dibenci oleh Rasulullah selain bohong. Dalam kondisi senang atau susah tidak
lain hanya menyebut nama Allah.
ü Hidup dalam kesederhanaan
Beliau tidak pernah menyimpan Dirham maupun
Dinar. Dalam hal makanan dan pakaian tidak melebihi yang dimiliki oleh para
pembantunya. Duduk dan makan di atas tanah. Tidur di atas tanah. Menjahit
sendiri pakaian dan sandalnya. Memerah susu dan mengikat sendiri kaki ontanya.
Kendaraan apa saja yang siap untuknya, Rasulullah pasti mengendarainya dan
tidak ada beda baginya. Kemana saja pergi, beliau selalu beralaskan abanya
sendiri. Baju beliau lebih banyak berwarna putih. Bila memakai baju baru, maka
baju sebelumnya pasti diberikan kepada fakir miskin. Baju kebesarannya khusus
dipakai untuk hari Jumat. Ketika memakai baju dan sandal, beliau memulainya
dari sebelah kanan. Beliau menilai makruh rambut yang awut-awutan. Senantiasa
berbau harum dan kebanyakan pengeluarannya untuk minyak wangi.
ü Ibadah Rasulullah
Senantiasa dalam kondisi memiliki wudu dan setiap
mengambil wudu pasti menyikat giginya. Cahaya mata beliau adalah shalat. Beliau
merasa menemukan ketenangan dan ketentraman saat shalat. Beliau senantiasa
berpuasa pada tanggal 13, 14 dan 15 setiap bulan.
ü Ketika makan
Tidak pernah mencaci nikmat sama sekali.
Menganggap besar nikmat Allah yang sedikit. Tidak pernah memuji makanan dan
tidak juga mencelanya. Memakan makanan apa saja yang dihidangkan kepadanya. Di
depan hidangan makanan beliau senantiasa makan makanan yang ada di depannya. Di
depan hidangan makanan, beliau yang paling duluan hadir dan paling akhir
meninggalkannya. Tidak akan makan sebelum lapar dan akan berhenti dari makan
sebelum kenyang. Tidak pernah makan dua model makanan. Ketika makan tidak
pernah sendawa. Sebisa mungkin beliau tidak makan sendirian. Mencuci kedua
tangan setelah selesai makan kemudian mengusapkannya
ke wajah. Ketika minum, beliau meneguknya sebanyak 3 kali. Awalnya baca Bismillah dan akhirnya baca Alhamdulillah.
ke wajah. Ketika minum, beliau meneguknya sebanyak 3 kali. Awalnya baca Bismillah dan akhirnya baca Alhamdulillah.
ü Rasa malu dan Waktu keseharian Rasulullah
Rasulullah lebih memiliki rasa malu daripada
gadis-gadis pingitan. Bila ingin masuk rumah, beliau meminta izin sampai tiga
kali. Waktu di dalam rumah, beliau bagi menjadi tiga bagian: satu bagian untuk
Allah, satu bagian untuk keluarga dan satu bagian lagi untuk dirinya sendiri.
Sedangkan waktu untuk dirinya sendiri beliau bagi dengan masyarakat.
Ø Keteguhan Nabi Muhammad
saw
Nabi Muhammad saw juga adalah sosok pejuang yang bangkit melawan di hadapan
kesyirikan dan pemujaan berhala. Dengan tekad yang kukuh dan niat yang bulat,
beliau berupaya untuk mencapai tujuan tinggi ini. Beliau bersikap konsisten
ketika dihadapkan kepada berbagai macam ujian. Sepanjang dua puluh tiga tahun,
beliau sekuat tenaga menghadapi ratusan problem dengan tidak menampakkan
kelemahan dan keraguan sedikit pun. Karena beliau telah diperintahkan oleh
Allah agar tabah di jalan mencapai puncak tujuan ini. Dalam al-Quran
diterangkan, Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan
kepadamu dan (juga) orang yang telah tobat beserta kamu dan janganlah kamu
melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan (QS.
Hud:112).
Nabi saw di sepanjang masa risalah, bahkan di awal dakwah, menjelaskan risalah
beliau dengan tegas dan pasti. Beliau tidak gentar sedikit pun dengan banyaknya
musuh. Saat itu turun ayat,
Ø وَأَنذِرْ عَشِيرَتَكَ الْأَقْرَبِينَ
Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu.
(QS. asy-Syu’ara:214)
Beliau diperintahkan mengumumkan dakwah beliau.
Beliau menyuruh Ali bin Abi Thalib as menyiapkan makanan dan mengundang karib
kerabat, untuk menyeru mereka kepada Islam. Maka Ali as pun mempersiapkan
makanan sesuai pesan Rasulullah (saw) dan kemudian mengundang sekitar empat
puluh orang kerabat dekat. Setelah makan, ketika beliau hendak bicara, Abu
Lahab mencegah beliau saw hingga para tamu bubar. Ali bin Abi Thalib as
mengatakan, “Untuk kedua kalinya atas perintah Nabi aku laksanakan tugas ini.
Kali ini pun mereka tidak mengizinkan beliau berbicara. Ketiga kalinya, aku
kembali mengundang. Kali ini Nabi usai acara makan berkata,
‘Hai Bani Abdul Muthalib, demi Allah tidak
kutemukan seorang pemuda di Arab yang memiliki tugas untuk kaumnya lebih baik
dariku. Aku tawarkan kepada kalian kebaikan dunia dan akhirat. Allah telah
memerintahkanku untuk menyeru kalian kepadanya.
Siapakah yang akan membantuku dalam urusan ini
supaya ia menjadi washî (pengemban wasiat) dan wakilku?’ [Imam Ali as
melaporkan reaksi mereka bahwa] Mereka semua berpaling dan menolak.Maka aku
meski yang termuda, tetapi paling tajam pandangan serta paling cermat dari
mereka, berkata, ‘Akulah wahai utusan Allah, yang bersedia sebagai wakil dan
pembantumu.’
Beliau menepuk pundakku seraya berkata, ‘Ini
saudaraku, washî-ku dan khalifahku di tengah kalian. Dengarkanlah ia dan
taatilah ia!’Kemudian para hadirin berdiri sambil tertawa dan berkata kepada
Abu Thalib, ‘Ia menyuruhmu agar kamu dengarkan anakmu dan mematuhi
perintahnya.’”[14]
Kaum musyrik menggunakan segala cara untuk
menghalangi pesan Muhammad saw. Tetapi beliau tetap sedemikian teguh. Suatu
hari para tokoh Quraisy pergi menemui Abu Thalib, paman Nabi saw. Mereka
mengatakan, “Hai Abu Thalib, Anda seorang tua dan lelaki mulia. Kami sebelumnya
telah memohon kepada Anda agar mencegah keponakan Anda itu, tetapi tidak Anda
lakukan. Demi Allah, kami tidak akan sabar atas keadaan ini. Orang yang telah
mencela tuhan-tuhan dan ayah-ayah kami ini, akankah Anda mencegah dia atau kami
sendiri harus memerangi dia dan Anda sekalian, sampai binasa salah satu dari
kita.”
Bolak baliknya kaum kafir dan kebencian mereka
menjadikan Abu Thalib sangat tertekan. Di satu sisi, beliau sangat keberatan
untuk menolak Islam dan di sisi lain tidak kuasa untuk menolak permintaan
mereka agar menahan Nabi saw. Maka ia mengutus seorang ajudan untuk
menyampaikan hal tersebut kepada Nabi saw, dengan mengatakan, “Jagalah dirimu
dan diriku! Aku sama sekali tidak berdaya, maka janganlah kamu membebani
diriku!” Nabi saw mengira paman beliau merestui dan tidak mencegahnya. Karena
itu Nabi saw berkata, “Paman, seandainya mereka letakkan matahari di tangan
kananku dan bulan di tangan kiriku agar aku tinggalkan urusan ini, sekali-kali
tidak! (aku akan terus hingga) Aku menangkan urusan ini atau aku binasa
(karenanya).”[15]Nabi saw menghadapi dunia yang penuh kesyirikan dan kekufuran.
Dalam perjalanan dakwah, banyak problem dan masalah yang beliau alami. Beliau
disakiti berulang-kali. Para pengikut beliau disiksa dengan berbagai macam
siksaan yang menyakitkan. Beliau bersama pengikutnya ditahan di Syi’b (jalan di
bukit). Bersama Abu Thalib berada di bawah pemboikotan ekonomi. Jiwanya selalu
terancam. Tak jarang para musuh hendak membunuh beliau dan gangguan-gangguan
lainnya. Tetapi dengan keteguhan dan keyakinan, beliau laksanakan perintah
Tuhan hingga pada akhirnya beliau menang atas para musuh. Maka berkibarlah
bendera Tauhid di alam jagat ini.
0 komentar:
Posting Komentar